Skip ke Konten

Membahagiakan orang lain

Ada orang yang cukup bahagia ketika dirinya senang. Ada pula yang baru bisa benar-benar tenang ketika orang lain sudah tersenyum. Prof. Hannani termasuk yang kedua.
23 Maret 2025 oleh
Membahagiakan orang lain
Admin
| Belum ada komentar

Berat baginya melihat ada orang yang terbebani. Jika ada dosen yang terhambat kenaikan pangkat, ia ikut memikirkan. Jika ada mahasiswa yang kesulitan, ia mencari jalan keluar. Jika ada pegawai yang terbebani birokrasi yang terlalu rumit, ia berusaha menyederhanakannya. Bahkan jika ada urusan kampus yang belum tuntas, ia rela kehilangan waktu tidurnya.

Banyak orang mengira, semakin tinggi jabatan, semakin nyaman hidupnya. Tidak selalu. Beberapa orang justru semakin tinggi posisi, semakin berat beban yang ia rasakan. Mereka yang benar-benar memimpin tidak hanya menghitung angka dalam laporan, tapi juga mengukur berapa banyak orang yang merasa lebih baik karena keputusannya.

Maka, ketika banyak orang lelap di malam hari, ia masih terjaga. Bukan karena sibuk menghadiri acara seremonial, tetapi karena ada sesuatu yang lebih penting: memikirkan bagaimana kampus ini terus maju.

Di zaman sekarang, mencari informasi bukan lagi soal membuka buku tebal di perpustakaan yang sunyi. Dunia ada di ujung jari. Maka, jangan heran jika di tengah malam ia bisa berjam-jam menonton YouTube—bukan untuk melihat konten hiburan atau vlog jalan-jalan, tapi untuk memperbarui wawasan. Model pembelajaran terbaru, kurikulum yang lebih efektif, metode pengajaran yang lebih relevan—semuanya ia cari.

Pemimpin di kampus lain mungkin memilih tidur nyenyak, lalu pagi-pagi memberi arahan kepada tim akademik. Tapi baginya, kepemimpinan bukan sekadar memberi instruksi. Ia harus memahami sendiri apa yang sedang berubah, bagaimana pendidikan harus beradaptasi, bagaimana mahasiswa hari ini berpikir dengan cara yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Tentu, ini bukan pekerjaan mudah. Dan mungkin, ini juga alasan mengapa beberapa rektor lebih memilih membaca laporan ketimbang membaca perubahan zaman.

Sebagian orang menjadikan jabatan sebagai tempat istirahat, ia menjadikannya sebagai ladang pengabdian.

Mungkin ada yang berpikir, apa untungnya begadang demi kampus? Tapi kalau ada orang yang tetap terjaga demi masa depan orang lain, bukankah itu tanda bahwa ia lebih memikirkan yang lain daripada dirinya sendiri?

Toh, sejarah mencatat, banyak pemimpin besar yang tidur lebih sedikit dibanding yang dipimpinnya. Bedanya, yang lain begadang untuk main domino. Yang ini begadang untuk memikirkan kampus, walau tidak ada honor lemburnya, dan tidak terabsensi kinerja..


Parepare, 23 Ramadhan 1446 H.

Muhammad Haramain

Membahagiakan orang lain
Admin 23 Maret 2025
Share post ini
Arsip
Masuk untuk meninggalkan komentar