Parepare, 4 September 2025 – Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dirangkaikan dengan Istighosah Kebangsaan di IAIN Parepare menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai-nilai spiritual sekaligus kebangsaan. Acara yang berlangsung di Masjid Al-Wasilah, Kamis (4/9/2025), mengangkat tema “Doa Bersama untuk Kedamaian, Keselamatan, dan Persatuan Bangsa” serta menghadirkan tokoh-tokoh dari NU, Muhammadiyah, DDI, sivitas akademika, dan masyarakat luas.
Hadir memberikan hikmah, Prof. Dr. H. Mahsyar, M.Ag., menyampaikan refleksi mendalam tentang makna istighosah dan relevansi Maulid dalam kehidupan berbangsa. Ia menegaskan bahwa istighosah adalah praktik jamaah yang bersimpuh bersama memohon ampunan, maghfirah, serta petunjuk Allah agar umat dapat terhindar dari perpecahan dan berbagai cobaan.
Lebih jauh, Prof. Mahsyar memberi peringatan moral yang tajam terkait tantangan kebangsaan. "Hati-hati dari sifat yang disebut dungu (dongo'), meskipun tidak semua orang dungu (tau dongo') itu jelek, namun itu bisa berpengaruh. Yang jelek adalah bila tau dongo' mappadongo-dongo'i (sudah bodoh tapi membodoh-bodohin), ada juga tau acca mappadongo-dongo'i (orang pintar tapi membodoh-bodohin), ada juga tau acca nipaddongo-dongo' (orang pintar tapi dibodoh-bodohin)," katanya.
Lebih jelasnya Prof. Mahsyar menegaskan bahwa “Orang dungu itu identik dengan malas, lalu banyak bicara. Orang yang banyak bicara sering merasa pintar, dan dari situlah lahir egoisme. Sifat ini berbahaya, karena bisa mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia,” tegasnya.
Di sisi lain, ia merasa berbahagia melihat suasana harmonis yang terbangun di IAIN Parepare. “NU, Muhammadiyah, DDI, dan berbagai elemen masyarakat hadir bersama. Inilah bukti bahwa Maulid bisa menjadi ruang kebersamaan dan titik temu umat,” tambahnya.
Rektor IAIN Parepare, Prof. Dr. Hannani, M.Ag., dalam sambutannya juga menekankan pentingnya ketulusan dan keikhlasan sebagai sifat dasar kepemimpinan. “Ketika sifat ini diwarisi, maka lahir kepemimpinan transformatif yang memberi dampak luas,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. H. Fitriadi, S.Ag., M.Ag., Kepala Kemenag Kota Parepare, menegaskan bahwa IAIN Parepare tidak bisa dipisahkan dari Kementerian Agama RI. “IAIN Parepare adalah bagian integral dari Kemenag, dan keduanya terus berjalan bersama dalam memperkuat pendidikan, dakwah, dan kebangsaan,” jelasnya.
Acara ditutup denganl antunan shalawat mahallulqiyam – Ya Nabi Salam ‘Alaik, Thola‘al Badru ‘Alaina, Marhaban-Marhaban – yang menggema di dalam masjid, meninggalkan pesan bahwa persatuan bangsa berawal dari ketulusan umat dalam merawat kebersamaan. (hemz/rd)
Pesan Kebangsaan dari Maulid IAIN Parepare: Hindari Egoisme, Rawat Persatuan